Kalau ditanya, apa yang istimewa dari saya maka jawabannya adalah TIDAK TAHU. Tentu saja saya tidak tahu apa yang istimewa dari diri sendiri, karena hanya orang lainlah yang bisa menilai saya. Saya hanya berusaha untuk menjadi versi terbaik diri sendiri tanpa melihat penilaian orang lain. Terkadang orang hanya menilai dari sampul luarnya namun tak tahu kepribadian seseorang.
Dari kuliah bisa dikatakan saya bukan termasuk golongan mahasiswi cemerlang. Tidak berprestasi malah. Saya hanya menjalankan aktivitas layaknya mahasiswi, datang kemkampus untuk mengikuti mata kuliah dari dosen lalu pulang jika sudah tidak ada aktivitas. Sepulang kuliah saya biasanya memberi les privat.
Bisa dibilang saya ini orangnya jarang bergaul. Teman tak banyak, bahkan tidak punya genk. Setelah lulus kuliah pun saya mendapat pekerjaan yang biasa-biasa saja. Tidak di perusahaan bonafide seperti teman-teman lainnya. Sempat ada rasa tidak percaya diri manakala sedang merenung sendirian dan menghadapi kenyataan bahwa karir saya cenderung tak secemerlang teman-teman lain.
Timbul pertanyaan, "adakah yang salah dalam diri saya?", "mengapa rezeki saya tidak seperti teman-teman kuliah lainnya?", dan berbagai pertanyaan lainnya. Seiring berjalannya waktu, saya mencoba banyak melakukan instrospeksi dan tentunya sambil mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tentu saja saya curhat habis-habisan kepada Allah SWT, karena hanya Dia yang tahu kondisi saya di dunia ini.
Akhirnya sedikit demi sedikit banyak menemukan jawaban atas pertanyaan yang saya ajukan. Sampai akhirnya saya menemukan jawaban, bahwa hidup ini tak melulu harus sama dalam pencapaian hidup dengan orang lain. Hal ini dikarenakan:
- Rezeki satu orang berbeda dengan lainnya
Berbicara mengenai rezeki seolah tak pernah ada habisnya. Rezeki merupakan pemberian dari Tuhan yang Maha Kuasa. Semua manusia di bumi ini diberi rezeki oleh Tuhan. Rezeki pun tak melulu berbentuk materi. Kesehatan, kecerdasan dan kesempurnaan anggota tubuh juga merupakan rezeki yang diberikan Tuhan untuk kita.
Namun memang benar, rezeki itu berbeda takarannya antara satu orang dengan yang lainnya. Hal itu merupakan rahasia Tuhan yang tak akan pernah kita ketahui apabila dipertanyakan. Jadi apabila rezeki yang engkau terima itu tidak sebanyak teman-temanmu, maka jangan berkecil hati. Yang penting engkau tidak kelaparan, maka percayalah bahwa Tuhan masih memberi rezeki untukmu.
- Hidup bukanlah sebuah perlombaan yang harus dimenangkan
Kalau dipikir-pikir memang benar adanya bahwa hidup itu bukanlah perlombaan yang harus kita menangkan. Yang lebih tepat manakala kita memenangkan perlombaan di akhirat serta mendapat ridho dari Allah SWT, Jalan hidup seseorang tak pernah ada yang tahu. Mungkin saat ini kalian sedang mendapat banyak limpahan harta namun bisa jadi beberapa tahun kemudian roda berputar. Adapun bagi yang sedang tidak cemerlang karir dan rezekinya, mungkin suatu saat Tuhan akan membalikkan roda kehidupan untuk kalian.
Buktinya sangat jelas, di media sosial banyak kita dapatkan orang yang tadinya bukan siapa-siapa lalu seketika dibalikkan nasibnya oleh Tuhan menjadi seseorang yang luar biasa yang pencapaian yang tak terduga. Lalu buat apa berlomba memenangkan siapa yang lebih berhasil di dunia ini.
Yang Istimewa Dari Seorang Maria Tanjung
Bahkan sampai usia di atas 40 tahun pun, saya belum secemerlang teman-teman saya yang mungkin sudah meraih pencapaian karir dan rezeki berlimpah. Namun saya tetap bersyukur dengan yang Allah SWT berikan kepada saya,
Jika ditanya apa sih yang istimewa dari seorang Maria Tanjung, berikut versi saya:
- Mampu bertahan di tengah dampak pandemi
Mungkin yang mampu bertahan di saat pandemi bukan saya saja, namun banyak orang yang sanggup melakukannya. Tapi jika mengingat masa-masa itu, rasanya mustahil saya mampu bertahan. Apalagi saya buka tipe perempuan tangguh yang bisa bertahan di segala kondisi hidup.
Bersyukur pandemi mampu memberikan hikmah luar biasa bagi saya dan suami sehingga kami bisa melewatinya. Dan ini merupakan sesuatu yang patut saya puji dari diri sendiri. Boleh donk ya sesekali saya memuji diri sendiri atas kemampuan dalam bertahan hidup di saat pandemi.
- Mampu menumbuhkan rasa percaya diri
Lagi-lagi saya belajar dari hikmah pandemi. Siapa yang menyangka jika saya bisa menyematkan profesi blogger justru di saat pandemi. Mencari penghasilan tambahan justru di saat pandemi, membantu suami ketika dirumahkan dan tidak memiliki penghasilnan bulanan. Ini bukan tentang siapa yang paling besar kontribusinya dalam rumah tangga, namun ternyata skill yang tidak terasah dalam diri saya selama ini mampu membantu dalam perekonomian keluarga.
Menjadi individu yang percaya diri justru saya dapatkan semenjak menjadi blogger. Sebab kalau tidak percaya diri, mana mungkin saya berani menampilkan tulisan di blog yang bakal dibaca oleh seluruh manusia di penjuru dunia.
Penutup
Warnailah hidup kalian dengan sesuatu yang berguna dan jangan sia-siakan apabila ada peluang bagus di depan mata. Jangan hiraukan omongan sinis dari orang-orang yang tak percaya akan kemampuan kalian untuk mewujudkan sebuah mimpi.
Yang terpenting adalah tetap rendah hati dengan segala pencapaian dan tak perlu sombong dengan memamerkan segala keberhasilan. Cukup diri sendiri, keluarga dan tentu saja Tuhan yang tahu akan keberhasilan yang telah kalian dapatkan selama ini.
Serta jangan lupa sedekah ya!
Posting Komentar untuk "Apa yang Istimewa Dari Saya, Ini Versi Diri Sendiri"