Ketika saya ditanya apa yang sudah saya hasilkan di usia 20 tahun, maka jawabnya adalah belum menghasilkan apapun di usia tersebut. Sungguh malu bukan, padahal seharusnya saya bisa lebih produktif dibanding pemuda zaman now. Lho kok bisa? Tentu saja bisa, dikarenakan ketika zaman saya dulu berusia 20 tahunan, saya belum terdistraksi dengan gadget sehingga tentu lebih berkonsentrasi apabila ingin menciptakan suatu karya.
Justru yang terjadi sebaliknya, dimana ada sebagian pemuda generasi Z yang bisa berprestasi tanpa terdistraksi oleh adanya gadget.
Yoga Andika, ketua Laskar Pencerah dari Pasuruan salah satu pemuda yang justru memberikan kontribusi berarti bagi masyarakat Jawa Timur khususnya Pasuruan. Usia Yoga yang baru menginjak 20 tahun tentu saja membuat bangga kita sebagai generasi senior, karena bisa memberikan edukasi kepada masyarakat akan hal-hal berikut:
- Isu mengenai pernikahan dini
- Bahasa seks di luar nikah
- Efek negatif dari penggunaan minuman keras dan nikotin.
- Mengedukasi masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan
- Posyandu remaja
- Serta aksi sosial lainnya
Sebenarnya apa yang Yoga Andika lakukan ini sebagai bentuk keresahan begitu tinggi angka pernikahan usia muda atau dini di Desa Tosari, Kabupaten Pasuruan. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia tercatat sebagai negara nomor 2 di Asia dengan tingkat pernikahan usia muda terbesar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Pusat Kajian Gender dan Seksualitas Universitas Indonesia pada tahun 2015.
Dalam sebuah wawancara di channel YouTube milik Satu Indonesia, Yoga Andika memiliki program untuk meminimalisir pernikahan usia muda. Dengan logat Jawa yang khas, Yoga berkata "sangat eman-eman sekali generasi muda Indonesia yang memiliki kesempatan meraih jenjang pendidikan yang lebih tinggi, hanya terputus karena menikah di usia muda"
Terbukti di Desa Wonokitri, kabupaten Pasuruan jumlah angka pernikahan diri semakin berkurang, sehingga program ini mulai dikembangkan oleh Yoga Andika ke beberapa desa lainnya.
Salah satu program jangka panjang yang dibuat oleh Yoga Andika bersama tim adalah Posyandu Remaja. Tentunya kita yang tidak familiar dengan istilah Posyandu Remaja akan heran, sebab istilah Posyandu biasanya lebih cenderung ke balita.
Tentu saja posyandu remaja dibuat bukannya tanpa pertimbangan. Edukasi yang terus menerus diberikan kepada para remaja, sehingga mereka lebih termotivasi untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi daripada sekadar memikirkan pernikahan terlebih dahulu. Bahkan mirisnya, salah satu faktor utama pernikahan dini itu terjadi adalah karena kehamilan di luar nikah. Hal inilah yang menjadikan tugas serta tanggung jawab Yoga Andika beserta tim semakin besar, karena harus mengedukasi juga mengenai bahasa seks bebas di wilayahnya.
Sosok Yoga Andika yang begitu peduli terhadap permasalahan remaja saat ini menghantarkannya sebagai salah satu penerima apresiasi SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards di tahun 2016 di bidang kesehatan. Seperti yang kita ketahui bahwa Satu Indonesia Awards merupakan program yang rutin diselenggarakan oleh PT. Astra International Tbk untuk seluruh anak bangsa di Indonesia yang telah memberikan kontribusi dalam 5 bidang, antara lain:
- Pendidikan
- Kesehatan
- Lingkungan
- Kewirausahaan, dan
- Teknologi
Penutup
Bung Karno pernah berkata dalam pidatonya, "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia". Pidato Bung Karno tersebut bagi saya terwujud dengan kehadiran Yoga Andika sebagai sosok inspiratif di Jawa Timur.
Dan semoga kemudian hari, akan ada Yoga Andika lainnya di daerah lain di Indonesia yang bisa mendobrak dengan segala ide mereka untuk mewujudkan generasi Indonesia yang lebih produktif lagi dalam hal prestasi.
Indonesia kaya akan sumber daya alam dan juga manusia, sehingga sudah sepantasnya untuk dimanfaatkan bagi kemajuan Bangsa Indonesia itu sendiri.
Semoga bermanfaat
Referensi:
https://www.jurnalindonesia.net/laskar-pencerah-dari-pasuruan/
https://www.neraca.co.id/article/79194/eksistensi-laskar-pencerah-menyelamatkan-remaja-dari-pernikahan-dini
Miris sih, peringkat ke2 seAsia soal pernikahan usia dini, huhu.. Semoga program Posyandu Remaja dari Yoga ini bisa terus disosialisasikan bukan cuma di Desa Wonokitri tapi juga daerah lainnya.
BalasHapusMemang banyak kasus di Indonesia tentang masalah pernikahan usia dini. Semoga niat mulia dari Kak Yoga Andika untuk mencegah terjadinya pernikahan usia dini melalui Program Posyandu Remaja ini bisa menular ke daerah-daerah lainnya.
BalasHapusInspiratif sekali Yoga ini, bisa sampai menurunkan angka pernikahan dini. Semoga pemuda seperti Yoga ini semakin banyak ya, bisa membantu mengedukasi masyarakat lebih luas lagi
BalasHapusPanutan banget ih pemuda seperti Yoga Andika. Semoga menginspirasi banyak gen z lainnya
BalasHapusSatu Indonesia dari Astra memang keren kak, mengangkat kiprah perjuangan para generasi muda seluruh nusantara.
BalasHapusWah semoga terus lancar kak programnya, turut bangga. Semoga juga banyak pemuda yg mengikuti jejak langkah produktif dan kebermanfaatannya, apalagi tantangan generasi skg memang luar biasa :)
BalasHapuskeren nih sosok yoga andika, tidak hanya layak menjadi inspirasi anak jaman sekarang tapi juga orangtua agar lebih aware terhadap pernikahan usia muda
BalasHapuskeren nih sosok yoga andika, tidak hanya layak menjadi inspirasi anak jaman sekarang tapi juga orangtua agar lebih aware terhadap pernikahan usia muda
BalasHapusHuaa di IG lagi rame ratusan remaja minta dispensasi usia pernikahan karena sdh hamil duluan. Seprtinya apa yang dilakukan oleh Mas ini perlu ditiru di seluruh Indonesia
BalasHapusmeski nggak semua, tapi byk case prnikahan terlalu muda berujung tak bahagia dan nggak panjang, semoga bisa diperbaiki juga regulasi kedepannya ya mba
BalasHapus