Curhatnya Maria Tanjung: Dari Curhat Pribadi Sampai Curhat Berbayar

Curhatnya Maria Tanjung



Pernah curhat? Kalau iya, curhat yang bagaimana biasanya kalian lakukan? Curhat kepada teman, suami atau curhat sama tembok alias disimpan dalam hati saja? Yah itu namanya bukan curhat donk.

Seperti nama blog saya yaitu curhatanku.com tentu awalnya saya ingin dedikasikan hanya untuk curhat semata. Jika ditanya curhat apa saja, jangan suruh saya jelaskan. Namanya saja curhat, ya pastinya tentang apa saja donk. Entah itu nunggu abang ojol lama banget, laper di saat belum waktunya makan siang sampai curhat gak jelas lainnya.

Curhat  atau yang biasa disebut dengan curahan hati adalah ungkapan perasaan seseorang atas apa yang sedang dialaminya. Biasanya curhat dituangkan ke dalam bentuk kalimat cerita, status di media sosial sampai berkeluh kesah ke teman.

Adapun tujuan curhat yang dilakukan seseorang itu berbeda-beda dan semua itu memiliki motivasi tertentu, sebut saja:
  • Ingin didengar dan ditanggapi oleh orang lain
Mungkin ada beberapa orang yang senangnya caper atau cari perhatian orang lain. Untuk menarik perhatian orang lain kan banyak cara dilakukan, salah satunya curhat di media sosial. Biasanya jika seseorang curhat di media sosial akan banyak teman maupun orang lain yang like, koment bahkan share status tersebut. Komentar yang ditinggalkan oleh orang lain terdiri dari beragam tanggapan, dari mulai bersimpati sampai hanya sekadar kepo semata.
  • Hanya ingin menumpahkan kekesalan semata
Curhat seperti ini mungkin yang sering saya temui di beberapa teman yang sering sekali membuat status di WhatsApp mereka. Dulu sekali saya pun sering menulis curhat seperti ini. Kesal pada seseorang lalu tidak perlu waktu lama saya akan mengambil gawai untuk menulis status agar orang tersebut membacanya. Walau dulu saya tidak tahu apakah orang tersebut sudah membaca status saya atau belum namun ada rasa puas jika sudah melakukannya.

Seiring berjalannya usia, saya makin menyadari bahwa curhat dengan cara "menantang" tersebut kurang etis dilakukan. Apalagi jika tujuannya hanya ingin menyerang orang yang sudah menyakiti kita. Saya percaya kok karma does exist maka dari itu saya berusaha menempa diri sendiri agar tak mudah terprovokasi oleh tindakah jahat dari orang lain.

Bagaimana Sebaiknya Curhat yang "Benar"?

Banyak sekali cara curhat yang bisa kita lakukan demi bisa menumpahkan segala bentuk perasaan dan uneg-uneg. Namun bagi saya yang seorang introvert akut maka bisa jadi sekarang sudah enggan untuk curhat ke teman. Saya lebih memilih menuliskan di blog daripada berkicau di media sosial. 

Apa sih plus minus menuliskan curhat di blog? Kalau versi saya, plus minus menuliskan curhat di blog antara lain:
  • Mengurangi beban yang ada di hati
Pernah donk kalian merasa seakan membawa beban berat di pundak namun tak berbentuk dan tahu bagaimana melepaskan beban itu. Contohnya saya yang sudah merasa jenuh di tempat kerja namun terkadang tidak tahu apa yang menyebabkan kejenuhan tersebut. Alhasil saya menjadi uring-uringan tak terkendali. Imbasnya tentu marah tidak jelas kepada orang sekitar.

Daripada marah tidak jelas, akhirnya saya pilih untuk menulis saja di blog. Jika dulu ada diary maka bisa ditulis melalui buku tersebut. Namun sekarang bukannya zaman paperless dimana sebisa mungkin kita mengurangi penggunaan kertas.

Curhat di blog bagi saya merupakan cara efektif mengurangi kegalauan dan kegelisahan. Tentu saja dibarengi zikir setiap saat ya karena Allah Yang Maha menghilangkan kegalauan. Dengan menuangkan keluh kesah di blog maka beban yang ada di hati dapat dikurangi. Mungkin tidak ada solusi, tapi minimal kita tidak menumpuknya menjadi sampah batin yang jadi tekanan mental.
  • Bisa dibaca oleh seluruh orang tak terkecuali keluarga
Mungkin terdengar aneh ya kenapa kok berharap curhatan kita dibaca oleh seluruh orang bahkan keluarga. Bukannya nanti akan tambah membuat runyam jika curhatan itu sampai ke telinga seluruh keluarga besar. Bukannya itu sebuah aib yang harus ditutupi agar tidak menjadi polemik di kemudian hari. Dan bebagai analisa lainnya yang mungkin jadi pertimbangan jika curhatan kita dibaca oleh keluarga.

Menurut saya pribadi jika ingin curhatan kalian dibaca oleh pihak keluarga tanpa terkesan membuka aib maka bisa menyamarkan nama serta lokasi suatu peristiwa. Tapi kembali lagi kepada kalian motivasi ingin curhat dikarenakan apa. Jika menyamarkan seluruh peristiwa maka bisa jadi keluarga tidak akan peka sehingga tak akan bisa ditemukan solusi yang pas atas permasalahan yang sedang kalian hadapi.

Namun jika curhatan kalian ingin dibaca oleh seluruh netizen dengan harapan tidak terulang permasalahan yang sama pada orang lain maka mungkin hal ini bisa dipertimbangkan. Contohnya saja kalian curhat bahwa dikecewakan oleh seseorang yang baru saja dikenal melalui pertemanan di media sosial. Curhatan kalian dibaca oleh banyak orang sehingga dapat dijadikan pembelajaran agar ke depannya tidak terlalu mempercayai orang hanya lewat media sosial saja. 
  • Curhatan kita bisa menjadi inspirasi orang lain
Curhat yang kita dengar dari orang lain entah itu teman, kerabat bahkan orang yang tak kita kenal sekalipun bisa menjadi inspirasi jika bisa melihat dari sisi yang tepat. Sebagai contoh ketika ada salah satu public figure yang curhat mengenai masalah yang dialami dengan ayahnya di beberapa stasiun televisi maka hal itu bisa menjadi inspirasi bagi kita. Inspirasi untuk bisa hidup rukun dengan ayah dan menjadi anak yang bisa lebih pengertian lagi dalam menyikapi orang tua.



Maria Tanjung Sari
Maria Tanjung Sari Selamat Datang di Blog Saya. Jika ingin melakukan kerjasama dengan saya bisa menghubungi di email tanjungsarimaria@gmail.com atau DM Instagram saya @mariatanjungmenulis

Posting Komentar untuk "Curhatnya Maria Tanjung: Dari Curhat Pribadi Sampai Curhat Berbayar"