Nasi Kuning dan Soto Banjar Tetap di Hati

 
Nasi Kuning dan Soto Banjar


Walau sudah 21 tahun saya pindah ke Surabaya dari Balikpapan, namun rasanya kenangan akan kota itu masih saja terngiang-ngiang. Entahlah, banyak sekali kenangan yang sulit dilupakan manakala mengingat kota minyak itu.

Dari TK sampai SMA saya menghabiskan waktu sekolah di Balikpapan. Bermain bersama teman-teman remaja, mengikuti kursus Bahasa Inggris yang juga moment tak terlupakan karena di saat sekolah, Bahasa Inggris merupakan pelajaran favorit.

Pastinya kenangan tak terlupakan adalah kuliner khas Balikpapan yang selalu bisa kami sekeluarga santap di kala akhir pekan karena biasanya akhir pekan almarhum Bapak kadang beli untuk sarapan kami bertiga. Kok bertiga? Ya karena dari SMP sampai SMA, saya selalu bertiga dengan Bapak dan Ibu dikarenakan kedua kakak saya melanjutkan pendidikan SMA mereka di Surabaya.

Beberapa tempat kuliner yang biasanya menjadi rujukan kami bertiga di saat ingin mencicipi hidangan khas Balikpapan misalnya:
  1. Sentra Kuliner Kantor Pos Klandasan
  2. Rumah Makan Sate Barunawati
  3. Nasi Kuning Kantor Pos Kebun Sayur
Tentu saja tempat kuliner yang saya sebutkan di atas itu berada di tahun 1998 dimana mungkin saat ini sudah menjadi lebih berkembang lagi menjadi tempat kuliner dengan beragam menu yang disediakan. 

Sebenarnya kuliner khas Balikpapan yang saya gemari hanya ada dua yaitu:
  • Nasi Kuning Banjar
Nasi Kuning Banjar ini mungkin sama dengan kuliner nasi kuning di beberapa daerah lainnya. Yang membedakan hanyalah lauk yang melengkapi nasi kuning tersebut. Nasi kuning banjar dilengkapi dengan lauk ikan haruan, telur rebus dan juga ayam dimasak dengan bumbu masak habang. 

Kalau di Jawa mungkin masak habang ini dinamakan bumbu bali. Sama-sama merah warnanya namun tentu saja ada perbedaan di bumbu yang dipakai. Bumbu masak habang menggunakan cabai merah kering yang memang menjadi khas dari Balikpapan, Banjarmasin dan Barjarbaru.  
  • Soto Banjar
Entah mengapa saya paling tidak bosan jika makan Soto Banjar dalam situasi apapun, siang atau malam. Sama halnya dengan Nasi Kuning Banjar, maka Soto banjar pun menggugah selera makan saya hingga bisa nambah berkali-kali, wkwkwk.

Saya sangat menemuka perbedaan mendasar dari Soto Banjar dengan soto lain yang ada di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya adalah rempah yang digunakan. Kuah Soto Banjar ini unik daripada soto lain, yaitu menggunakan susu. Biasanya mertua saya menggunakan susu Bear Brand (bukan promosi) ketika memasak Soto Banjar. Namun semua dikembalikan lagi kepada selera masing-masing yah, ada yang senang menyantap Soto Banjar menggunakan susu namun ada juga yang lebih nikmat makan Soto Banjar kuah bening.

Cengkeh dan kapulaga sebenarnya yang menjadi pembeda antara Soto Banjar dan soto lain di Indonesia. Kalau pas kalian sedang menyantap Soto Banjar, rasakan deh aroma cengkeh dan kapulaga begitu kuatnya di lidah.

Beruntungnya Memiliki Ibu Mertua Berasal dari Kalimantan Selatan

Mertua saya berasal dari Kalimantan Selatan, sementara saya sangat menyukai dua menu khas Balikpapan. Trus hubungannya apa coba? Untungnya menu Soto Banjar dan Nasi Kuning Banjar di Balikpapan dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan tidak terlalu berbeda cara memasak dan juga bumbu yang digunakan sehingga sama-sama nimat untuk disantap sih ya menurut saya. Emang dasar saya orang doyan makan aja, wkwkwk.

Jadi saya memiliki Ibu mertua yang berasal dari Banjarbaru, Kalimantan Selatan namun beliau sudah lama juga menetap di Sidoarjo dikarenakan harus ikut suami yaitu Bapak mertua untuk dinas kerja. 

Kebetulan Ibu mertua saya ini pintar memasak dan saya akui hampir semua masakannya enak-enak lho. Repotnya pas lagi main ke rumah mertua, Ibu mertua selalu memasak makanan yang enak-enak, gimana bisa kurus saya wkwkwk.

Saya bersyukur walau sudah hampir 21 tahun lebih berada di Surabaya, ternyata masih bisa mencicipi kuliner khas Balikpapan melalui tangan dingin Ibu mertua yang pintar masak. Sepuluh tahun saya bisa makan masakan khas Kalimatan kembali. Kalau ditanya kenapa baru sepuluh tahun, karena saya dan suami menikah sepuluh tahun. 

Sebelum menikah dengan suami, saya dan ibu biasanya baru bisa merasakan nikmatnya Nasi Kuning Banjar ketika harus beli di penjual Nasi Kuning Banjar yang biasanya buka outlet di depan Indomaret. Itupun hanya satu atau dua orang pedagang saja. Kalau sudah siang sedikit, ludes deh Nasi Kuning Banjarnya dan yang ada bete kan ga bisa makan padahal lagi kepengen banget.


Kesimpulan

Ketika kita merasa kangen dengan kuliner yang pernah dicicipi namun tak mungkin rasanya mengulangi kembali, maka tak perlu kuatir karena Insha Allah pasti ada jalan bagi kalian untuk mengulang kembali mencicipi masakan tersebut.

Dan tak ada salahnya jika kalian mencoba memasak sendiri makanan yang sudah lama diidam-idamkan, siapa tahu saja bisa jadi obat kangen.
Maria Tanjung Sari
Maria Tanjung Sari Selamat Datang di Blog Saya. Jika ingin melakukan kerjasama dengan saya bisa menghubungi di email tanjungsarimaria@gmail.com atau DM Instagram saya @mariatanjungmenulis

Posting Komentar untuk "Nasi Kuning dan Soto Banjar Tetap di Hati"